Catur Marga Sebagai Jalan Menuju
Moksa
Om
Swastyastu,
Terima
kasih atas waktu dan kesempatan yang telah diberikan kepada saya. Pertama-tama
marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
karena atas asung kertha wara nugraha-Nya kita dapat berkumpul dalam keadaan
sehat dan berbahagia. Pada
kesempatan kali ini saya akan menyampaikan dharma wacana dengan judul “Catur
Marga Sebagai Jalan Menuju Moksa”.
Hadiri yang saya hormati, berhubung
dengan dharma wacana ini, adapun permasalahan yang ingin saya sampaikan aitu
bagaimana cara mencapai moksa dengan jalan catur marga? Moksa adalah
kepercayaan tentang adanya kebebasan yaitu bersatunya antara atman dengan
Brahman. Bila seseorang sudah mengalami moksa dia akan bebas dari ikatan
keduniawian, bebas dari hukum karma dan bebas dari penjelmaan kembali
(reinkarnasi).
Sebenarnya ada berbagai macam cara
atau jalan yang dapat kita lakukan sebagai umat hindu guna mewujudkan tujuan tersebut.
Guna mencapai penyatuan atman dengan Brahman, kita harus mengamalkan dalam
kehidupan sehari-hari kutipan sloka bhagavadgita VII. 19 berikut
bahunam
janmanam ante
jnanavan
mam prapadyate
vasudevaa
sarvam iti
sa
mahatma su-durlabhah
artinya orang yang bijaksana akan
datang kepada-Ku, pada akhir dari banyak kelahiran karena mengetahui bahwa
Vasudeva (Tuhan) adalah segalanya ini; sukar mendapatkan orang seperti itu (bhagavadgita VII.19).
Dari kutipan sloka bhaawadgita
tersebut dapat ditarik pengertian banyak makhluk akan lahir dan mati serta
hidup kembali tanpa kemampuannya sendiri. Akan tetapi masih ada satu yang tak
tampak dan kekal. Yang tak tampak dan kekal itulah harus menjadi tujuannya yang
utama, supaya tidak mengalami penjelmaan ke dunia. Itulah tempat Tuhan yang
tertingi, oleh karenanya kita haruslah berusaha demi tuhan. Untuk mencapai
tersebut kita harus selalu bergulat berbuat baik sesuai dengan ajaran agama
hindu.
Hadirin yang berbahagia, di dalam
ajaran agam hindu terdapat berbagai macam jalan yang dapat dilalui untuk
mencapai kesempurnaan “moksa” degan menghubungkan diri dan memusatkan pikiran
kepada ida sang yang widhi wasa. Cara atau jalan yang demikianlah yang disebut
dengan catur marga yoga. Catur yang artinya empat dan marga artinya jalan dan
yoga artinya penyatuan dengan
Brahman. Jadi yang diaksud dengan catur marga yoga adalah empat jalan atau cara
umat hindu untuk mewujudkan hidup sejahtera dan bahagia. Adapun
bagian-bagiannya yaitu
1. Bhakti marga yoga
Bhakti
marga yoga adalah jalan atau cara mempersatukan atman dengan Brahman,
berlandaskan
rasa cinta kasih yang mendalam kepada ida sang hyang widhi wasa. Cinta bakti yang mendalam kepada Ida Sang
Hyang Widhi Wasa itu juga harus kita pancarkan kepada semua makhluk
ciptaan-Nya. Contoh dalam kehidupan kita sehari-hari yaitu melakukan persembahyangan,
hormat menghormati sesame manusia, serta menerapkan rasa asah, asih, asuh
terhadap semua makhluk ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
2. Karma marga yoga
Karma
marga yoga adalah jalan atau cara untuk menapai kesempurnaan atau moksa dengan
perbuatan, bekerja tanpa terikat oleh hasil atau kebajikan tanpa pamrih. Contohnya
yaitu engan selalu berbuat dharma atau kebajikan, menolong sesama yang
kesusahan, serta kegiatan sosial (subhakarma) lainya yang dilandasi rasa ikhlas
dan tanggung jawab.
3. Jnana marga yoga
Jnana
Marga Yoga adalah cara untuk menyatukan jiwatman dengan paramatman yang dicapai
dengan jalan mempelajari ilmu pengetahuan dan filsafat pembebasan diri dari
ikatan-ikatan keduniawian. Contohnya dengan rajin belajar, medwijati, dan
mempelajari, memahami, menghayati, menyebakan ajaran agama hindu.
4. Raja marga yoga
Raja marga
yoga adalah suatu jalan rohani untuk mencapai moksa. Melalui raja marga yoga
seseorang akan lebih cepat mencapai moksa, tetapi tantangan yang dihadapinya
pun lebih berat. ada beberapa jalan pelaksanaan yang ditempuh oleh para yogin
yaitu melalukan tapa, brata, yoga, dan Samadhi. Tapa dan brata merupakan suatu
latihan untuk mengendalikan emosi atau nafsu yang ada dalam diri kita ke arah
yang positif sesuai denan petunjuk ajaran kitab suci. Sedangkan yoga dan
semadhi adalah latihan untuk dapat menyatukan atman denan Brahman dengan
melakukan meditasi atau pemusatan pikiran. Setelah kita menjalani tapa, brata,
yoga dan semadhi diri kita akan menadi suci, tenang, tentram dan terlatih.
Hadirin
yang saya hormati, adapun kesimpulan dari dharma wacana yang saya sampaikan yaitu
catur marga yoga yang berarti empat cara atau jalan umat hindu untuk
menghormati dan menuju jalan ida sang hyang widhi wasa. Keempat jalan atau
marga tersebut yakni bhakti marga yoga, karma marga yoga, jnana marga yoga, dan
raja marga yoga dapat dilakukan di berbagai tempat dan waktu sesuai dengan
kemampuan kita masing-masing dan keempat jalan tersebut tidak dapat dipisahkan
karena dalam praktiknya saling berkaitan. Misalnya sembahyang, keempat cara
(marga) tersebut dapat diamalkan sekalis yaitu;
1. Rasa
hormat dan berserah kepada ida sang hyang widhi wasa merupakan wujud
pelaksanaan bhakti marga yoga.
2. Menyediakan
sarana kebhaktian merupakan wujud pelaksanaan karma marga yoga.
3. Pemahaman
tentang pengetahuan persembahyangan merupakan wujud dari pelaksanaan jnana
marga yoga.
4. Sikap
duduk tegak, tenang, dan konsentasi merupakan wujud dari pelaksanaan raja marga
yoga.
Hadirin yang saya muliakan, sebenarnya
ada banyak sekali jalan yang bisa kita tempuh untuk mencapai moksa, hanya
bagaimana niat kita untuk bisa melakukannya. Setiap makhluk dapat mencapai
moksa, hanya saja proses yang kita lalui satu sama lainnya berbeda.
Hadirin yang berbahagia, demikianlah
darma wacana yang dapat saya sampaikan. Saya ucapkan terima kasih atas
perhatian hadirin sekalian. Dan tidak lupa saya mohon maaf jika di dalam
penyampaian sepatah dua patah kata saya terdapat kata-kata yang tak berkenan di
hati hadirin sekalian. Semoga dharma wacana yag saya sampaikan dapat bermanfaat
bagi kita semua sebagai umat beragama Hindu. Sekian dan terima kasih.
Om Santih, Santih, Santih Om